Selasa, 10 Maret 2009



XANTHOMONAS ORYZAE

Berdasarkan bentuknya, bakteri Xanthomonas oryzae merupakan bakteri yang termasuk dalam kelompok bakteri Basil karena berbentuk batang. Xanthomonas oryzae adalah bakteri yang memiliki alat gerak berupa flagel. Ukuran flagel bakteri ini sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri. Flagel yang dimilikinya hanya satu sehingga bakteri Xanthomonas oryzae termasuk dalam golongan bakteri monotrik.

Bentuk tubuh/morfologi bakteri, termasuk bakteri Xanthomonas oryzae dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah tua.

Sifat morfologi mempunyai nilai sangat terbatas untuk identifikasi bakteri. Ukuran koloni, kecepatan pertumbuhan, warna, tekstur dan sifat tidak tembus cahaya tidak memberikan cukup banyak informasi untuk mengidentifikasi bakteri. Identifikasi bakteri bergantung kepada satu seri percobaan yang menunjukkan ada atau tidak adanya enzim-enzim tertentu.

Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya, bakteri Xanthomonas oryzae memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri Xanthomonas oryzae juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom.

Seperti bakteri pada umumnya, bakteri Xanthomonas oryzae juga berkembang biak secara vegetatif atau aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau divisio. Karena Xanthomonas oryzae termasuk golongan bakteri basil, pembelahan diri bakteri hanya terjadi dalam satu jurusan saja. Dinding yang membagi dua bakteri-bakteri itu tegak lurus pada poros ujung ke ujung.

Jika faktor-faktor luar menguntungkan, maka setelah membelah diri, sel-sel bakteri Xanthomonas oryzae baru bisa membesar sampai masing-masing bakteri menjadi sebesar ssel induknya.

Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri Xanthomonas oryzae ini. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri Xanthomonas oryzae adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Suhu optimum utuk perkembangan bakteri ini adalah 30ºC. Perpindahan bakteri ini dapat melalui percikan air, hujan angin. Apabila terjadi peningkatan suhu rata-rata akan mendorong perkembangan bakteri ini. Itulah sebabnya mengapa bakteri ini banyak dijumpai di daerah yang beriklim sedang dan tropis.

Bakteri Xanthomonas oryzae termasuk dalam bakteri heterotrof, karena membutuhkan suatu zat organik untuk kehidupannya, ini menyebabkan bakteri Xanthomonas oryzae merupakan salah satu bakteri parasit. Bakteri ini juga menimbulkan penyakit yang mengganggu inangnya sehingga disebut juga bakteri patogen.

Taksonomi Bakteri Xanthomonas oryzae

Taksonomi bakteri Xanthomonas oryzae adalah sebagai berikut:

Kingdom: Bacteria

Phylum: Proteobacteria

Class: Gammaproteobacteria

Order: Xanthomonadales

Family: Noctuoidea

Genus: Xanthomonas

Specific descriptor: oryzae - (ex Ishiyama 1922) Swings et al. 1990

Scientific name: - Xanthomonas oryzae (ex Ishiyama 1922) Swings et al. 1990

Peranan Bakteri Xanthomonas oryzae pada Lingkungan

Bakteri Penyakit kresek/BLB (bacterial leaf blight) pada padi oleh Xanthomonas oryzae menjadi penyakit terpenting di bidang pertanian dalam tiga tahun terakhir. Sepuluh tahun yang lalu penyakit ini tidak pernah dianggap sebagai penyakit penting sehingga penelitian terhadapnya pun juga kurang. Suhu optimum untuk perkembangan penyakit adalah 30ºC. Karena penularan utamanya melalui percikan air, hujan angin akan sangat memperberat penyakit karena pabila terjadi peningkatan suhu rata-rata akan mendorong perkembangan penyakit ini.

Gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Bercak bisa mulai dari salah satu atau kedua tepi daun yang rusak, dan berkembang hingga menutupi seluruh helaian daun. Pada varietas yang rentan, bercak bisa mencapai pangkal daun terus ke pelepah daun. Infeksi pada pembibitan menyebabkan bibit menjadi kering. Bakteri menginfeksi masuk sistem vaskular tanaman padi pada saat tanam pindah atau sewaktu dicabut dari tempat pembibitan dan akarnya rusak, atau sewaktu terjadi kerusakan daun. Apabila sel bakteri masuk menginfeksi tanaman padi melalui akar dan pangkal batang, tanaman bisa menunjukkan gejala kresek. Seluruh daun dan bagian tanaman lainnya menjadi kering. Infeksi dapat terjadi mulai dari fase persemaian sampai awal fase pembentukan anakan. Sumber infeksi dapat berasal dari jerami yang terinfeksi, tunggul jerami, singgang dari tanaman yang terinfeksi, benih, dan gulma inang. Sel-sel bakteri membentuk butir-butir embun pada waktu pagi hari yang mengeras dan melekat pada permukaan daun.

Penyakit ini tidak hanya merusak tanaman pada pada fase bibit tetapi juga pada fase generatif. Kerugian yang ditimbulkannya bervariasi berkisar antara 20-30%, bergantung pada varietas yang ditanam dan musim tanam. Xanthomonas oryzae mempunyai kemampuan variabilitas virulensi yang tinggi dan membentuk strain baru di lapang sejalan dengan perkembangan penggunaan varietas padi. Hal ini menyebabkan ketahanan varietas padi seringkali menurun. Berdasarkan karakteristik fenotipik maupun genotipiknya, Xanthomonas oryzae dikelompokkan ke dalam strain (pathotype) maupun haplotype yang berbeda antar geografi yang berbeda. Di Indonesia paling tidak telah dijumpai 11 kelompok strain Xanthomonas oryzae dengan tingkat virulensi yang berbeda

Sampai saat ini perbedaan antarstrain Xanthomonas oryzae belum dapat diketahui dengan jelas. Munculnya strain baru memerlukan teknik diagnosis yang erat kaitannya dengan deteksi dan identifikasi. Diagnosis penyakit bakteri biasanya dilakukan berdasarkan kemunculan suatu gejala dan eksudat bakteri dari jaringan tanaman.